Senin, 23 Januari 2012
Nama itu yang ku benci
lagi gak jelas gini, trs ke inget sama sesuatu, apa itu...?? "kenangan" yap... dalam hidup wa, pernah mengalami kejadian kegagalan, yaaa.. setiap orang seh pasti pernah ngalamin kayaknya mah... nah.. mungkin ini secara kebetulan apa gak tau deh... wa pernah mengenal orang.. cwe.. sampe sekarang inget tuh orang.. dan paling inget ya namanya... hahaha.... setiap wa mempunyai suatu tujuan yang awalnya/niatnya baik, semua nya gagal, brantakan, hancur luluh lantah *lebay dikit....... (kejadian perkaranya rahasia, intinya tentang perasaan)..
( Ana / Anna )
ya.. Ana atau Anna... nama ini menjadi salah satu nama yang paling wa benci dalam hidup.. alasannya simpel.. karna nama itu..rencana hidup wa gagal..
wa kenal 3 orang yang berbeda dengan nama sama 1, 2, 3...dan kejaian yang berbeda.. sampe2 wa phobia denger nama itu.. wa sebenernya gak terlalu benci cuma, wa berfikiran, setiap wa punya niat dan impian yg menyenangkan dan wa bertemu dgn orang yg punya nama itu... pasti impian itu kandas... maka dari itu wa benci nama itu.. dari ke 3 orang yang yg wa kenal itu.. cuma 1 yang bener2 wa benci... tepatnya orang ke 2 yang wa kenal... sampe2 wa pengen sumpahin jelek tuh orang, tapi gak lah... kaya anak kecil aja jadinya..
Suatu saat nanti, kalo wa bertemu/kenal orang lagi yang punya nama itu... lebih baik wa menghindar deh.. bodo ahh...
haha.. sepertinya konyol.. tapi ini bener kejadian..mungkin lu juga pernah ngalamin hal yang hampir sama..!!!!
hati2 kalo kamu.. kamu.. kamu.... punya nama itu.. pliss jgn mendekat.. sebelum wa yang menjauh... hahahaha...
Sabtu, 21 Januari 2012
Daftar Istilah dalam Dunia Blogging
Daftar Istilah dalam Blogging
Kamis, 19 Januari 2012
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PEDET
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
I. Penanganan Pedet pada saat lahir
- Bersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung harus dibersihkan demikian pula yang ada dalam tubuhnya menggunakan handuk yang bersih.
- Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas.
- Potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat.
- Berikan jerami kering sebagai alas.
- Beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir.
II. Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet
- Pedet yang terdapat di BET semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik saat pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai. Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk dengan diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu secara ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi.
- Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan hariannya pedet tersebut setelah lepas sapih. Perlakuan ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk.
- Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui. Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh petugas sesuai dengan umur dan berat badan.
a. Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, ada baiknya kita harus memahami dulu susunan dan perkembangan alat pencernaan anak sapi. Perkembangan alat pencernaan ini yang akan menuntun bagaimana langkah-langkah pemberian pakan yang benar.
Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu : Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput. Pada saat kecil, alat pencernaan berfungsi mirip seperti hewan monogastrik.
Pada saat pedet air susu yang diminum akan langsung disalurkan ke abomasum, berkat adanya saluran yang disebut “Oeshopageal groove”. Saluran ini akan menutupi bila pedet meminum air susu, sehingga susu tidak jatuh ke dalam rumen. Bila ada pakan pada baik konsentrat atau rumput, saluran tersebut akan tetap membuka, sehingga pakan padat jatuh ke rumen. Proses membuka dan menutupnya saluran ini mengikuti pergerakan refleks. Semakin besar pedet, maka gerakan reflek ini semakin menghilang. Selama 4 minggu pertama sebenarnya pedet hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk cair.
Zat makanan atau makanan yang dapat dicerna pada saat pedet adalah : protein air susu casein), lemak susu atau lemak hewan lainnya, gula-gula susu (laktosa, glukosa), vitamin dan mineral. Ia mampu memanfaatkan lemak terutama lemak jenuh seperti lemak susu, lemak hewan, namun kurang dapat memanfaatkan lemak tak jenuh misalnya minyak jagung atau kedelai. Sejak umur 2 minggu sapi pedet dapat mencerna pati-patian, setelah itu secra cepat akan diikuti kemampuan untuk mencerna karbohidrat lainnya (namun tetap tergantung pada perkembangan rumen). Vitamin yang dibutuhkan pada saat pedet adalah vitamin A, D dan E. Pada saat lahir vitamin-vitamin tersebut masih sangat sedikit yang terkandung di dalam kolostrum sehingga perlu diinjeksi ketiga vitamin itu pada saat baru lahir.
Dalam kondisi normal, perkembangan lat pencernaan dimulai sejak umur 2 minggu. Populasi mikroba rumennya mulai berkembang setelah pedet mengkonsumsi pakan kering. Semakin besar pedet maka ia akan mencoba mengkonsumsi berbagai jenis pakan dan akan menggertak komponen perutnya berkembang dan mengalami modifikasi fungsi. Anak sapi / pedet dibuat sedikit lapar, agar cepat terangsang belajar makan padatan (calf starter). Pedet yang baru lahir mempunyai sedikit cadangan makanan dalam tubuhnya. Bila pemberian makanan sedikit dibatasi (dikurangi), akan memberikan kesempatan pedet menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pakan, tanpa terlalu banyak mengalami stress/cekaman.
Tahap mencapai alat pencernaan sapi dewasa umunya pada umur 8 minggu, namu pada umur 8 minggu kapasitas rumen masih kecil, sehingga pedet belum dapat mencerna/memanfaatkan rumput atau makanan kasar lainnya secar maksimal.
Umur mencapai tahapan ini sangat dipengaruhi oleh tipe pakannya ( yaitu berapa lama dan banyak air susu diberikan, serta kapan mulai diperkenalkan pakan kering). Setelah disapih, pedet akan mampu memanfaatkan protein vegetal dan setelah penyapihan perkembangan alat pencernaan sangat cepat.
b. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
- Pakan cair/likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer.
- Pakan padat/kering : konsentrat pemula (calf starter).
Agar pemberian setiap pakan tepat waktu dan tepat jumlah, maka karakteristik nutrisi setiap pakan untuk pedet perlu diketahui sebelumnya.
v Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal.
Komposisi kolostrum :
- Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal.
- Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
- Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare.
- Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein.
- Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi.
- Kolostrum dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.
Mutu Kolostrum :
Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin). Kualitas kolostrum akan rendah apabila : Lama kering induk bunting, kurang dari 3 – 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat melahirkan. Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan maupun saat akan diperah.
v Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS)
Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 – 5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).
Milk replacer yang baik mempunyai standar komposisi sebagi berikut :
Protein 20%, lemak 12%, serat kurang dari 0.25% dan juga mengandung antibiotik untuk mencegah diare. Selain antibiotik juga dapat memberikan faedah dalam nafsu makan, kehalusan bulu yang halus, pertambhan bobot badan dan efisien penggunaan pakan. Anti biotik yang sering digunakan adalah Klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Frekuensi pemberian sama dengan pemberian air susu harus lebih dari 1X dalam 1 hari dan yang terpenting harus teratur waktu dan jumlahnya.
III. Manajemen Pemeliharaan Pedet Baru Lahir dan Pemberian kolostrum.
Pemeliharaan pedet harus memerlukan perhatian yang khusus, berbeda dengan pemeliharaan sapi ternak dewasa, terutama dalam penanganan mulai kelahiran sampai pemberian pakan dan penanganan penyakit selama masa pertumbuhannya.
a. Manajemen Pemberian Kolostrum 1 – 4 hari Pasca Kelahiran.
- Segera bersihkan ambing dan puting induk pasca melahirkan dengan menggunakan air hangat.
- Usahakan pedet dapat segera (dalam waktu kurang dari 15 – 30 menit) menyusu pada induknya (induk dan pedet jangan dipisah dulu, agar pedet dapat langsung menyusu pada induknya. Selain itu dengan menyusu, akan merangsang sekresi oksitosin yang menggertak pergerakan uterus, sehingga kotoran yang ada dalam uterus induk setelah melahirkan dapat dibersihkan.
- Bila pedet tidak dapat menyusu pada induknya maka di perah kolostrum dari induk sebanyak 1 liter.
- Berikan segera ke pedet dalam waktu 15 – 30 menit.
- Berikan kembali kolostrum dalam 2X pemberian berikutnya masing-masing 2 liter/pemberian dalam waktu 12 – 24 jam berikutnya sejak lahir.
- Kapasitas normal pedet yang baru lahir adalah 1 liter, dengan demikian kolostrum tidak dapat diberikan secara sekaligus, perlu dilakukan beberapa kali dalam sehari.
- Untuk hari-hari berikutnya, selama 3 hari berikutnya, berikan kolostrum 4 – 6 liter/hari dalam 3 kali pemberian (1.5 – 2 liter /pemberian).
- Kualitas kolostrum menentukan konsumsi antibodi pedet dalam darahnya, bila kurang memadai peluang hidup 30 % dan bila baik dapat menjadi 95 %.
b. Manajemen Pemberian Susu 4 hari – 12 minggu (penyapihan)
- Pemberian susu pasca kolostrum dapat dimulai sejak pedet berumur 3 – 4 hari.
- Pemberiannya perlu dibatasi berkisar 8 – 10 % bobot badan pedet. Misalnya pedet bobot badannya 50 kg, maka air susu yang diberikan 4 – 5 liter/ekor/hari.
- Pemberian susu diberikan secara bertahap dalam 1 hari 2 – 3 kali pemberian.
- Jumlah air susu yang diberikan akan terus meningkat sampai menginjak usia 2 bulan (8 minggu) disesuaikan bobot badan sapi dan akan terus menurun sampai ke fase penyapihan di usia 3 bulan (12 minggu). (dapat dilihat di tabel pemeliharaan pedet).
- Hindari pemberian susu berlebih dan berganti-ganti waktu secara mendadak. Over feeding akan memperlambat penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan diare.
- Jangan memberikan air susu yang mengandung darah dari induk yang terkena infeksi (suhu tubuhnya meningkat).
c. Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf Starter)
Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 – 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu. Tetapi untuk sapi – sapi calon bibit dan donor penyapihan dini kurang diharapkan.
Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 – 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1 – 2 bulan. Tolak ukur kualitas calf starter yang baik adalah dapat memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam kurun waktu 8 minggu. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 – 20%, TDN 75 – 80%, Ca dan P, 2 banding 1, kondisi segar, palatable, craked.
d. Manajemen Pemberian Pakan Hijauan
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan.
· Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 – 3 minggu. Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus.
· Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
· Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan.
Istilah dalam Domba Tangkas
Istilah-istilah yang digunakan dalam seni ketangkasan domba Garut.
Adeg-adeg : Di dalam seni ketangkasan domba Garut diartikan sebagai kesesuaian postur tubuh mulai dari badan sampai kaki atau bentuk umum performa fisik domba yang dinilai dari; (1) kekokohan badan, leher, kepala (postur), (2) bentuk, ukuran, dan letak tanduk (jingjingan), dan (3) bentuk dan raut muka (ules). Dimaknakan penampilan dianggap dapat mencerminkan kemampuan dari seseorang.
Bobotoh : Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti orang yang menghidupkan semangat para orang yang sedang berkelahi. Di dalam seni ketangkasan domba Garut diartikan sebagai sekelompok orang yang meramaikan suasana pakalangan dengan cara ikut serta menari dan menyemangati domba yang sedang ditangkaskan dari salah satu grup domba. Dimaknakan dalam menjalani sebuah kehidupan manusia membutuhkan seorang motivator yang menjadi inspirasi di setiap melakukan aktivitasnya. Biasanya motivator bagi manusia pada umumnya yaitu keluarga (orang tua, istri, dan anak).
Dayut : Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti perut yang buncit. Di dalam seni ketangkasan domba Garut diartikan sebagai bentuk perut domba yang buncit dan turun ke bawah. Perut dayut pada domba tangkas dianggap tidak baik, karena menghambat kelincahan pada gerakan ancang-ancang mundur. Dimaknakan perut yang buncit melambangkan manusia yang serakah.
Gajah muling Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti gajah yang mengamuk. Di dalam seni ketangkasan domba Garut diartikan sebagai domba tangkas yag sangat agresif dan banyak diminati. Dimaknakan sebagai kekuatan yang besar dapat menyebabkan kerusakan yang besar juga.
Gayor Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti gantungan goong yang tidak bisa dilepas. Di dalam seni ketangkasan domba Garut diartikan sebagai bentuk tanduk domba tangkas dengan posisi tanduk yang ujungnya mengarah ke tengah. Dimaknakan sebagai keindahan dan kekuatan merupakan kuasa dari Tuhan pencipta bumi dan isinya
Kanjut laer Kanjut yang dalam bahasa Indonesia berarti kantong kecil untuk menyimpan uang dan laer dalam bahasa Indonesia berarti jauh dari batangnya. Diartikan sebagai bentuk scrotum domba tangkas yang panjang ke bawah. Domba tangkas yang memiliki kanjut laer kurang diminati karena menghambat kelincahan domba tangkas ketika berlaga di dalam pakalangan. Dimaknakan sebagai laki-laki yang sering gontaganti pasangan dan tidak setia kepada pasangannya
Kanjut nyendok Kanjut yang dalam bahasa Indonesia berarti kantong kecil untuk menyimpan uang dannyendok dalam bahasa Indonesia berarti bentuk seperti sendok. Diartikan sebagai bentuk scrotum domba tangkas yang melengkung ke depan seperti sendok yang cekungannya ke depan. Domba tangkas yang memilikikanjut nyendok banyak diminati karena tidak menghambat kelincahan gerak domba tangkas ketika berlaga dipakalangan. Dimaknakan sebagai laki-laki yang setia kepada pasangannya.
Leang-leang : Diartikan sebagai bentuk tanduk domba tangkas dengan sedikit lengkungan dan mengarah datar ke samping. Dimaknakan sebagai kegagahan seorang pendekar silat yang memiliki kumis yang lebat dan menyamping.
Malandang Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti pemimpin dalam sebuah permainan. Diartikan sebagai orang yang mendampingi domba yang sedang ditangkaskan di dalam pakalangan, dengan memberikan kode-kode sebagai perintah ancang-ancang mundur dan maju kepada domba. Dimaknakan sebagai pemimpin yang mengatur rakyatnya. Bila seorang pemimpin baik di dalam melaksanakan tugasnya maka rakyatnya akan sejahtera.
Ngabalok Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti bangun balok. Diartikan sebagai bentuk hidung dan mulut domba tangkas yang berbentuk kotak menyerupai balok. Dimaknakan sebagai bentuk muka petarung yang pemberani.
Ngabangus kuda Ngabangus memiliki kata dasar bangus yang dalam bahasa Indonesia berarti mulut, sedangkan kuda menunjukan binatang kuda. Diartikan sebagai bentuk hidung dan mulut domba tangkas yang menyerupai kuda. Dimaknakan sebagai domba tangkas yang memiliki tenaga besar dan tidak kenal lelah.
Ngabenkeun Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti adu atau mengadukan. Diartikan sebagai mengadukan domba di pakalangan. Dimaknakan sebagai perjuangan manusia di dalam menjalani kehidupannya. Dapat dimaknakan juga sebagai arena pendekar silat yang akan bertarung.
Ngabonteng Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti seperti buah mentimun. Diartikan sebagai bentuk badan domba yang panjang dan bulat. Dimaknakan sebagai manusia harus panjang akal dan tegas di dalam mengambil sebuah keputusan.
Ngabuah randu : Berasal dari kata ngabuah dan randu (bahasa Sunda). Ngabuah memiliki kata dasar buahyang dalam bahasa Indonesia berarti buah-buahan atau hasil yang didapat, sedangkan randu adalah pohon yang buahnya menghasilkan kapuk. Diartikan sebagai bentuk badan domba yang perutnya besar ke bagian depan (dada), dan kecil kebelakang. Dimaknakan sebagai kebanggaan sebagai seorang pesilat yang selalu siap untuk bertarung membela kebenaran. Seorang pesilat harus memiliki hati yang bersih dan berlapang dada bila mendapatkan kekalahan.
Ngadaun hiris Berasal dari kata ngadaun dan hiris (bahasa Sunda). Ngadaun memiliki kata dasar daun yang dalam bahasa Indonesia menunjukan daun (bagian dari pohon), sedangkan hiris berarti sejenis kacang. Berarti telinga domba tangkas yang ukurannya 4 cm sampai 8 cm. dimaknakan sebagai manusia harus menerima kritik dan saran dari orang lain demi kebaikan menjalankan kehidupannya.
Ngagolong awi Berasal dari kata ngagolong dan awi (bahasa Sunda). Ngagolong memiliki kata dasar golongyang dalam bahasa Indonesia berarti bergulung, sedangkan awi berarti bambu. Diartikan sebagai bentuk badan domba domba yang bulat dan simetris diameternya. Dimaknakan sebagai keseimbangan di dalam hidup. Apa yang kita lakukan di dunia ini harus seimbang, harus sesuai dengan porsinya.
Ngagolong tambang Berasal dari kata ngagolong dan tambang (bahasa Sunda). Ngagolong memiliki kata dasar golong yang dalam bahasa Indonesia berarti bergulung, sedangkan tambang berarti tali tambang. Diartikan sebagai bentuk tanduk domba tangkas yang melingkar dan menggulung ke samping. Dimaknakan sebagai kehidupan manusia yang penuh liku-liku.
Ngaregang haur Berasal dari kata ngaregang dan haur (bahasa Sunda). Ngaregang dalam bahasa Indonesia berarti ranting pohon, sedangkan haur berarti sejenis bambu. Diartikan sebagai tipe kaki domba tangkas yang berukuran kecil atau lancip ke bagian bawah namun kelihatan kokoh dan kuat. Dimaknakan sebagai manusia harus berusaha berdiri di kakinya sendiri jangan terlalu mengharapkan bantuan dari orang lain bila ditimpa masalah kehidupan.
Nyandingkeun Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti menyandingkan. Diartikan sebagai kegiatan mencari lawan tanding. Dimaknakan sebagai pendekar silat harus melihat kemampuan diri ketika akan melawan seorang pendekar silat lainnya.
Nyatria Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti kasta kedua dari agama Hindu yaitu; golongan bangsawan. Diartikan sebagai domba tangkas keturunan juara yang bentuk kepalanya lengkung. Dimaknakan sebagai bangsawan harus memiliki wibawa dan memiliki sifat yang bijaksana.
Nyinga Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti menyerupai binatang singa. Diartikan sebagai model potongan bulu yang dipanjangkan pada bagian dada domba tangkas yang menyerupai singa. Dimaknakan sebagai symbol kejantanan, karena pada singa hanya singa jantan saja yang memiliki bulu panjang di dadanya.
Nyurucut Berasal dari kata dasar cucut (bahasa Sunda) yang dalam bahasa Indonesia berarti ikan hiu. Diartikan sebagai bentuk kepala domba tangkas yang panjang dan kecil. Dimaknakan sebagai petarung yang lincah siap memangsa lawanlawannya
Pa Haji Berasal dari kata Pa dan haji (bahasa Sunda). Pa yang dalam bahasa Indonesia adalah Pak(menunjukan sebutan laki-laki dewasa), sedangkan haji menunjukan rukun Islam yang kelima, yaitu; menunaikan ibadah haji ke tanah suci (Mekah). Jadi istilah Pa Haji memiliki pengertian laki-laki dewasa yang sudah menunaikan ibadah haji. Diartikan sebagai orang yang memiliki domba tangkas. Dimaknakan sebagai simbol status sosial seseorang didasarkan pada tingkat ekonomi dan kepemilikan benda.
Petet Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti mata yang tidak bisa dibuka atau sebutan untuk tumbuh-tumbuhan yang masih kecil. Diartikan sebagai anak domba tangkas yang belum siap ditandingkan. Dimaknakan sebagai manusia yang masih muda biasanya belum banyak pengalaman dan pengetahuannya. Oleh karena itu harus sering bertanya dan belajar kepada orang yang lebih tua.
Rumpung Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti buntung atau patah hingga putus. Diartikan sebagai telinga domba tangkas yang berukuran di bawah 4 cm. Dimaknakan sebagai manusia harus peka terhadap sekitar, baik itu dengan manusia lainnya ataupun dengan lingkungan alam sekitarnya.
Ules Bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti muka manusia atau bulu pada kuda. Diartikan sebagai bentuk dan raut muka domba tangkas. Dimaknakan sebagai menilai manusia jangan dari luar (fisik) saja, tetapi yang lebih penting adalah dari sifat dan kelakuannya.
Bentuk Fisik
Badan domba Bentuk badan domba Garut yang lebih besar dan kekar bila dibandingkan dengan jenis-jenis domba jantan local yang ada di Indonesia, merupakan lambang dari kegagahan dan sifat pemberani yang dimiliki pendekar silat. Seorang pendekar silat harus siap bertarung membela kebenaran dan harga diri yang dimilikinya
Bentuk kepala domba/profil Bentuk kepala domba/profil merupakan perlambang dari nilai estetika yang dimiliki domba. Bentuk kepala juga dikaitkan dengan sifat yang dimiliki oleh domba seperti halnya juga bentuk kepala pada manusia yang dapat membentuk stigma sifat tertentu. Misalnya bentuk kepala yang kotak biasanya diidentikan dengan sifat yang kasar.
Bulu domba Bulu pada domba merupakan bagian tubuh yang melindungi organ dalam domba. Selain fungsi tersebut bulu juga merupakan nilai estetika dan identitas dari seekor domba. Bulu yang mengkilap, halus, dan tebal adalah penentu dari penampilan seekor domba. Seperti halnya kulit pada manusia, kulit yang halus dan terawat mempengaruhi penampilan dari seseorang. Kulit pada manusia juga menjadi penentu identitas ras pada seorang manusia.
Domba Domba merupakan petarung yang berlaga di arena. Domba adalah pengganti manusia yang bertarung. Di balik semua itu sebenarnya yang bertarung di dalam seni ketangkasan domba Garut adalah pemilik domba tersebut. Harga diri sebagai seorang petarung di pertaruhkan di dalam arena. Seorang petarung yang berusaha sekuat mungkin dan pada akhirnya kalah serta mengakui kekalahannya, maka petarung tersebut dinyatakan kalah dengan terhormat sebagai petarung sejati.
Ekor domba Ekor pada domba menurut para peternak domba Garut, berfungsi sebagai penyeimbang tubuh dan menjadi tanda ekspresi dari domba, misalkan bila ada domba betina, maka domba jantan akan menggoyangkan ekornya sebagai tanda ketertarikan akan lawan jenisnya (terangsang secara seksual). Ekor domba dimaknakan sebagai bahasa tubuh merupakan bahasa yang paling jujur, tidak dapat berbohong.
Kaki domba Kaki domba adalah bagian tubuh yang digunakan sebagai alat penopang badan berpijak ke tanah. Selain itu kaki domba berfungsi sebagai ancangancang mundur dan berlarinya domba. Kaki dimaknai sebagai seorang pendekar harus dapat berdiri sendiri, yang artinya harus teguh keyakinan tidak mudah dipengaruhi hal negatif dari orang lain.
Kanjut domba Kanjut domba atau scrotum, merupakan organ tubuh domba jantan. Makna dari kanjut domba adalah lambing kesuburan laki-laki, yang melambangkan kejantanan.
Muka domba Muka domba adalah bagian dari nilai estetik dari seekor domba. Seperti halnya dengan manusia penilaian estetik muka domba relatif, ada yang tampan dan ada juga yang tidak tampan. Dimaknakan setiap ketampanan fisik dapat diperoleh melalui hati yang bersih, ikhlas dan dijauhkan dari rasa iri/dengki.
Tanduk domba Tanduk domba merupakan lambing kejantanan dari seorang laki-laki. Karena domba betina tidak memiliki tanduk, walaupun ada tumbuhnya tidak sebesar tanduk domba jantan. Tanduk juga diibaratkan sebagai bedog senjata yang sering digunakan oleh para pesilat di Jawa Barat. Sebagai senjata seorang pesilat,bedog harus menjadi teman yang tidak dapat dipisahkan ketika pesilat menghadapi lawannya.
Telinga domba Telinga yang berfungsi sebagai alat pendengar dimaknakan sebagai prinsip hidup. Seorang yang tinggi ilmunya harus tetap mendengarkan pendapat orang lain. Jangan takabur karena setinggi-tingginya ilmu yang kita miliki, kita tetap seorang manusia yang tidak sempurna.
Gestur/Gerakan
Gerakan malandang Gerakan malandang dengan mengangkat tangan dengan jari terbuka atau dengan mengacungkan jari telunjuknya sambil menggerakannya ke depan dan ke belakang dimaknai sebagai seorang pesilat yang sedang mengeluarkan jurus-jurusnya ketika sedang bertarung. Jurus-jurus tersebut meliputi kuda-kuda, tangkisan, pukulan, dan tendangan. Seorang pesilat tidak boleh sembarangan mengeluarkan jurus andalannya, jurus tersebut hanya digunakan ketika keadaan mendesak sebagai tindakan pembelaan diri, tidak boleh dipergunakan untuk kejahatan.
Gerakan wasit Gerakan wasit dimaknai sebagai seorang pemimpin yang bijaksana di dalam mengambil sebuah keputusan. Seorang pemimpin di dalam mengambil keputusan harus memihak kepada kepentingan rakyat.
Ngibing Ngibing yang merupakan gerakan menari sebagai kaul/ekspresi kegembiraan ketika domba yang didukungnya tampil baik, di maknai sebagai perjalanan hidup seseorang yang terkadang mendapatkan kebahagiaan dan terkadang mendapatkan kesusahan. Ketika kita mendapatkan kebahagian kita harus mensyukurinya, dan ketika menghadapi kesusahan kita janganlah merasa putus asa.
Nyawer Nyawer adalah memberikan uang kepada sinden ketika sedang mengibing, dimaknai sebagai tingkatan manusia di mata manusia dinilai dengan uang, sedangkan tingkatan manusia di mata Tuhan dinilai dengan amal dan ibadahnya.
Pemijatan/pengurutan Pemijatan/pengurutan pada domba dimaknai sebagai orang tua yang merawat anaknya dari kecil hingga dewasa dengan rasa kasih sayang sampai akhir hayatnya.
Latar Ngadu Domba
Bonang Bentuk kerangka bonang yang seperti perahu menandakan perahu merupakan penyelamat manusia ketika sedang terjadi musibah banjir besar di jaman Nabi Nuh. Sedangkan goonggoong kecil yang kecil yang ada pada bonang mengeluarkan suara yang berbeda-beda menandakan keadaan hidup manusia selalu berubah-rubah.
Galar Galar merupakan pagar pembatas pakalangan dengan penonton, dimaknakan manusia harus mengetahui perannya, jangan mencampuri urusan orang lain.
Gongseng Merupakan nilai estetis sebagai perhiasan domba. Umbul-umbul dengan beraneka macam warna terang (merah,kuning,hijau muda), menunjukan harapan untuk meraih kehidupan yang sejahtera.
Goong Bunyi yang dihasilkan dari goong, dimaknakan sebagai peringatan kepada manusia untuk selalu ingat kepada Tuhan.
Kendang Bunyi kendang yang “gulipakgulipek” atau “koletak-koletak” dimaknakan sebagai manusia yang mencari Tuhan Yang Maha Kuasa
Laken Sebagai simbol penutup kepala seorang peternak. Identik dengan cowboy Amerika yang maskulin.
Pakalangan domba Dimaknakan sebagai arena pertarungan hidup manusia. Arena pertarungan tersebut adalah dunia yang mana terjadi pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Manusia yang kalah di pertarungan dunia tersebut akan terseret ke dalam kejahatan
Pamidangan domba Dimaknakan sebagai alam semesta ciptaan Tuhan. Dunia yang kita tempati hanya sebagian kecil dari keseluruhan jagad raya. Manusia yang menempati dunia janganlah bersifat sombong karena manusia adalah mahluk yang kecil di mata Tuhan.
Pangsi Pangsi merupakan pakaian pencak silat yang bewarna hitam. Warna hitam dimaknakan sebagai warna keberanian menegakan kebenaran.
Panyancangan domba Tempat mengikatnya domba ini dimaknakan sebagai manusia yang terikat oleh agama dan adat istiadat. Agama dan adat istiadat dijadikan kontrol oleh manusia di dalam berbuat dan bertingkah laku.
Saron Menurut para pemain nayaga saron merupakan pengatur ritme/tempo di dalam seni karawitan. Dimaknakan sebagai patokan waktu kapan manusia bekerja dan kapan manusia istirahat. Itu semua penting karena kondisi tubuh manusia tidak bisa dipaksakan.
Tarumpah Dimaknakan sebagai pijakan hidup di dunia adalah syareat dari Tuhan pencipta. Selagi manusia menapak di bumi ada perhitungan untuk bekal kita di alam yang lain setelah manusia mati.
Tarompet : Dimaknakan sebagai teriakan hati manusia yang sedang bersedih.
Totopong/iket : Ikat kepala para pendekar silat, yang dimaknakan sebagai seorang jawara yang tidak takut dari semua ancaman.